Kunjungan Monev Tim Support KSKK Kemenag RI Tinjau Implementasi Kurmer di MAN IC Gorontalo

Kunjungan Monev Tim Support KSKK Kemenag RI Tinjau Implementasi Kurmer di MAN IC Gorontalo
Kunjungan Monev Tim Support KSKK Kemenag RI Tinjau Implementasi Kurmer di MAN IC Gorontalo

TILONGKABILA-(icg.sch.id)-  Tim Support KSKK (Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan) yang berjumlah 4 orang melakukan Monev (Monitoring and Evaluation) di MAN IC Gorontalo. Tim support KSKK yang berjumlah 4 orang disambut langsung oleh Plh, WKM akademik, dan Kepala TU MAN IC Gorontalo di gedung administrasi MAN IC Gorontalo, Selasa (22/11/2022). Tim support KSKK yang dipimpin oleh Suliyat, S.Pd. M.Si membawa serta anggota tim yang terdiri dari Zainuddin, S.T, M. Nazar Rosidi, S.Kom, dan Sujianto, S.Kom yang juga merupakan staf IT di MAN IC Gorontalo.

Suliyat selaku pemimpin rombongan mengatakan bahwa tujuan kedatangan ke MAN IC Gorontalo adalah untuk meninjau langsung serta mendengarkan dari unsur terkait tentang implementasi kurikulum merdeka belajar di MAN IC Gorontalo.

“Kami adalah tim support direktorat KSKK dan tujuan kami adalah untuk melakukan monitoring dan evaluation terkait penerapan kurikulum merdeka belajar. Hasil monitoring ini sangat penting karena nantinya akan kami jadikan evaluasi lebih lanjut guna kelancaran penerapan kurikulum merdeka belajar bagi sekolah di lingkungan Kemenag RI di seluruh Indonesia,” papar Suliyat.

Wakil Kepala Madrasah bidang Akademik, Siti Hadju yang didampingi oleh Plh dan Kepala Tata Usaha MAN IC Gorontalo pada kesempatan tersebut menyampaikan informasi terkait penerapan kurikulum merdeka belajar dan menanyakan beberapa regulasi kurmer seperti tentang kelas projek dan nilai rapor yang digabung untuk mapel IPA dan IPS.

“Kurikulum merdeka belajar baru diterapkan di kelas X (sepuluh) dan kami sudah melaksanakan 2 (dua) kelas Projek pada semester ini. Namun ada beberapa hal yang perlu kami tanyakan terkait jam kelas projek yang tidak terakomodir oleh aplikasi Simpatika dan rapor pelajaran dan rapor projek yang terpisah. Kami juga menanyakan terkait nilai IPA/IPS yang digabung tidak bisa memberikan informasi yang riil saat akan menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi. Terkait kebijakan kurikulum SKS (Sistem Kredit Semester) kami melihat kurikulum merdeka belajar belum bisa support terhadap peserta didik yang memiliki percepatan belajar khususnya program 2 (dua) tahun, “ jelas Siti.

Menanggapi pertanyaan Siti, Suliyat yang membidangi kebijakan kurikulum merdeka belajar di dalam tim support KSKK menjawab bahwa nilai yang digabung akan diterjemahkan melalui deskripsi sehingga akan diketahui informasi nilai atas ataupun bawah. Suliyat juga menjawab bahwa kebijakan kelas projek sementara ini masih dievaluasi dan akan segera diterbitkan regulasi baru. Terkait rapor projek yang terpisah kemungkinan baru bisa diterapkan pada semester genap. Terkait sistem SKS, Direktorat KSKK tidak menerbitkan aturan khusus tentang kurikulum merdeka belajar versi Sistem SKS karena tidak ada masalah bila mengadopsi kurikulum merdeka belajar pada sistem SKS. (Agunka)

 

 

SHARE

TINGGALKAN KOMENTAR