
Shalat Ied di MAN IC Gorontalo, Khatib Ingatkan potret keluarga Salih
@icg.sch.id- Serangkaian ibadah Idul Adha tahun 1443 Hijriyah ini keluarga besar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Gorontalo melaksanakan salat Ied. Bertempat di Masjid Ulul Albab MAN IC Gorontalo salat diselenggarakan pada Ahad (10/7/2022) bertepatan dengan tanggal 11 Zulhijjah 1443 H. Bertindak sebagai imam shalat Fernando Djafar, S.S. guru Bahasa Arab, sementara yang menjadi khatib Aminudin Surip, S.Fil.I., M.Hum. , Dosen Fak. Ushuluddin dan Dakwah IAIN Sultan Amai, Gorontalo.
Dalam ceramahnya khatib mengaitkan ibadah Idul Adha dengan peristiwa pengorbanan nabi Ibrahim a.s. dan nabi Ismail a.s. peningkatan kesabaran dan kepasrahan. Allah menyuruh kita bersabar dan Dia beserta orang-orang yang sabar. Khatib juga mengingatkan pada peristiwa di mana Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail yang masih bayi di Makkah yang tandus dan tiada sumber air. Karena takwa dan tawakal yang tertanam kuat di hati Ibrahim dan Hajar, akhirnya Ibrahim meninggalkan keduanya karena menjalankan perintah Allah, dan Hajar rela ditinggal di tempat itu.
Ibrahim juga bersegera menjalankan perintah Allah, seberat dan sebesar apapun resikonya. Setelah penantian yang begitu panjang, akhirnya Allah mengaruniakan kepada Ibrahim seorang putra yang bernama Ismail. Putra yang sangat dicintainya itu setelah tumbuh menjadi seorang remaja, Ibrahim diperintahkan Allah untuk menyembelihnya.
Dengan ketundukan yang total kepada Allah, Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu tanpa ada keraguan sedikit pun. Sang putra menyambut perintah itu dengan kepasrahan yang total tanpa ada protes sepatah kata pun. Sayyidah Hajar, sang ibu juga dengan kelapangan jiwa menyilakan Nabi Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu. MaaSya Allah! Sebuah potret keluarga saleh yang lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan apa pun selainnya. Ayah dan anak saling menolong dan menyemangati untuk melaksanakan perintah Allah. Dialog indah antara keduanya diabadikan Allah dalam Al-qur’an surah Ash-Shaffat : 102 yang artinya “…. Ibrahim berkata : “Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah pendapatmu?”
Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Ismail menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri:
Artinya: “Ismail menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in Sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Saffat:102)
Jawaban Ismail yang disertai “In sya Allah” menunjukkan keyakinan sepenuh hati dalam dirinya bahwa segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah. Apa pun yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa pun yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak akan terjadi.
Allahu Akbar (3x) walillahilhamdu,
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Ditutup dengan do’a bersama oleh Khatib (SH)