Meneliti tentang Terumbu Karang, Siswa MAN ICG Raih Medali Perunggu OPSI 2022

Meneliti tentang Terumbu Karang, Siswa MAN ICG Raih Medali Perunggu OPSI 2022

Adhyaksa Khairul Anam (paling kiri) bersama peneliti lainnya dalam salah satu kegiatan Penelitian Pemuda dan Inovasi Nasional

TILONGKABILA-icg.sch.id-“Saya berharap penelitian saya ini akan menjadi salah satu terobosan awal bagi teknologi perlindungan terumbu karang di Indonesia yang masih sangat jauh tertinggal dari negara lain” demikian kalimat penutup Adhyaksa Khairul Anam saat diminta oleh Tim Dewan Juri OPSI 2022 untuk menyebutkan apa cita-citanya ke depat terkait penelitiannya. Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) adalah salah satu even tahunan yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional di bidang penelitian. Ada ribuan judul yang diseleksi untuk sampai menuju final. Meskipun tahun ini diselenggarakan secara daring, tidak mengurangi kualitas dan standar OPSI seperti tahun-tahun sebelumnya saat diselenggarakan secara luring. Hal ini terbukti dari pegalaman yang Adhyaksa sampaikan bahwa saat penjurian peserta juga harus melakukan expo secara daring dan mempertahankan di hadapan lebih dari 5 juri untuk presentasi hasil penelitian. Perjuangan Adhyaksa berbuah manis. Penelitiannya yang berjudul Pembesaran Transpalantasi Fragmen Favia sp Melalui Fragdisk dengan sistem Refugium Menggunakan Bibit Bakau sebagai Upaya Konservasi Terumbu Karang berhasil meyakinkan juri menjadi salah satu pemenang dalam ajang bergengsi ini.

“Alhamdulilah, perunggu. Ini adalah penelitian tahun kedua lanjutan penelitian di tahun sebelumnya” ujar Adhyaksa sesaat setelah mengetahui hasil pengumumannya pada Jumat (24/11). Penelitian lanjutan ini memang penelitian tahun kedua dengan pengembangan di salah satu variabel yang diteliti. Tahun sebelumnya, Adhyaksa juga melakukan penelitian dengan obyek yag sama yakni konservasi terumbu karang. Karya Adhy waktu itu berhasil meraih juara harapan 1 dalam ajang MYRES (Madrasah Young Researcher Super Camp).

Kecintaan Adhy pada laut, khususnya terumbu karang sudah lama terbentuk, tepatnya saat Adhy masih TK. Dalam satu kesempatan Adhy pernah menuturkan bahwa saat masih TK orang tuanya pernah mengajaknya ke sebuah pameran ikan hias di salah satu toko buku. “Saat itu saya sangat terpukau melihat keindahan ikan dan aneka habitat laut yang dipamerkan. Saya berpikir suatu saat kalau sudah dewasa saya ingin membuat yang seperti ini” kisah Adhy. Bukan sebuah kebetulan akhirnya Adhy diterima di MAN ICG meskipun dia berasal dari Jakarta. Takdir mempertemukannya dengan kecintaannya. Gorontalo adalah wilayah dengan lautnya yang indah(Miyatik)

SHARE

TINGGALKAN KOMENTAR